Arsip untuk November, 2010

Sajak Merah

Posted: 28 November 2010 in 1. Sastra, 3. Sajak

kemana lagi kan kau teriakkan?
wahai penyair
ketika sajak-sajak kita hanyalah sekumpulan kata indah
sedang mereka tak bisa membedakan tautan rima, atau bualan sampah

ah, rajam
lenguh itu peluh mengaduh
terurai kusam
serupa lembar lumbu teduh lusuh

mereka disana berbual sajak Alisjahbana
di kertas-kertas, di buku-buku, penyair!
sedang kita melukis genjer
di lontar awar-awar tentang bait-bait Lekra yang tercecer

-atau begini saja– sajakkan padaku Deru Campur Debu
lagaklah lalu macam Jassin
itu belenggu memukul lidah kita kelu
dan mereka macam penyekat buih di antara manis dan asin

kemana lagi kan kau teriakkan?
wahai penyair
ini tanah gundah, dan matari menyembul di bawah mega merah, marah!
kita hanya punya kumpulan sampah

 

 

Malang. pertengahan Mei 2010
07.14 WIB

kau yang masih suka delik’an
sembunyikan hatiku di para-para
senyum itu lugu, wahai nona berwajah menawan
sedang aku selalu melonjak girang saat awan melukis nama

dan itu namamu

kenapa tak kau tunjuk saja dimana?
tanpa tanda panah di batas sudut dan ruang
tertawakah kau saat aku mulai tertunduk dalam kegelapan meraba?
memohon dalam samar, lalu pulang

bertanyaku sekali sahaja
ku biarkan angin mendorong awan melukis lagi nama-nama
menunggumu lena, ah.. lama
kenapa tak aku mainkan saja rerumputan, atau bunga-bunga

menghibur diri dengan cerita Parikesit atau nada Dandhang-gula

ini sementara, kau tahu nona?
bermainlah riang dengan hatiku di itu para-para
sampai kau tertidur dalam senyuman
dan aku yang lelah memutari panah dalam kegetiran

nanti, disuatu entah..
dimana hatiku kembali dan menutupi resah
akankah kau masih seriang awan melukis nama-nama?
sedang aku bisa menghabisimu dalam sekejap saja

biar angin tak mengantar aroma itu lagi, dari kotamu.

 

Malang.2010

A Little Piece Of Heaven

Posted: 20 November 2010 in Tulisan Ngasal

 

Cause I really always knew that my little crime
would be cold that’s why I got a heater for your thighs
and I know, I know it’s not your time

and a word to the wise when the fire dies
you think it’s over but it’s just begun
baby don’t cry
You had my heart, at least for the most part
’cause everybody’s gotta die sometime, we fell apart
let’s make a new start
’cause everybody’s gotta die sometime
but baby don’t cry

Do you take this man in death for the rest of your unnatural life?

 

Avenged Sevenfold

Agama

Posted: 18 November 2010 in 1. Sastra, 2. Puisi, 4. Essay

Perawan muda di balik jendela.
Menimang mawar, melempar pandang.
Setatap dua bilik mengurai rasa.
Selendang samar, memagar dua utas benang layang.

Sayang, jurang antar jendela kita terlalu curam.
Tak apalah hanya lempar pandang kita punya rasa.
Dan tentang cerita cinta semalam.
Sebatas cerita bunga di jendela.

Perawan muda tersenyum di seberang jendela.
Menimang mawar, melempar pandang.
Memunguti luruhan kelopak berguguran layu.
Begitupun aku.

 

 

Malang. Oktober 7, 2010.
07.56.

Yang Mati Yang diTangisi

Posted: 16 November 2010 in 1. Sastra, 3. Sajak

Ini malam sepi, hujan apalagi.
Temanku hanya kucing kawin di beranda

Ah, elok aku pergi ke hutan.
Memindah luruhan kamboja ke halaman.
Kupetakkan satu-satu macam nisan.
Disini, telah beristirahat dengan tenang: sebuah kedamaian.

Dan katak-katak berdendang.
Kunang-kunang berpendar: terang.
Peri pohon, anjing buduk, melolong bersahutan.
Aneh, Riuh sekali dengar kematian.

Atau memang begini?
Ramai ada mati.
Sedang di hidup sekali, mereka diam saja.
Tegur sapa pun tak ada, apalagi tatap muka.

Nyatanya, malam ini masih sepi, ditambah hujan apalagi.
Eh? Kemana itu kucing kawin di beranda?

 

 

Jogjakarta : Dini Hari
September. 2010