mungkin saja,
bercakmu terkelupas saat embun jatuh
tetes tetes elegi bening membasuh darah di bekas tapakmu
dan segera kering menjadi noda saat matari pongah tak peduli kesah dan aduh di setiap uap..
mungkin saja,
merah darah yang tercecer disetiap jejakmu menggambarkan kerakusanmu akan nafsu
angkara kundalini yang bersemanyam dalam raga ringkih
dan tergambar nyalang dalam seringaimu, mungkin juga di aku.
mungkin saja,
seringaimu tak sehitam empat jam lalu
saat kau menerkam kelinci binal yang masih saja gatal berkelakar diluar kamar
sedang kelelawar saja tahu kapan terbang, kapan mendengkur.
mungkin saja,
darah segar dibalik lentik bulubulu mulus tak meringan dahagamu
hanya seteguk, sekelebat ejakulasi lalu pergi
dagingnya pun tak semerah domba Aussie tetapi coklat kambing congek kurang gizi
mungkin saja,
kau yang tak berotak karena hasrat menggebu akan perut nafsu yang terburu
tak melihat itu mangsa sehat atau seklanyeman urat kenyal tanpa rasa hanya merah berserat
mencoba menipu diri itu daging merah nikmat.
mungkin saja,
kau kecewa dengan perburuan nista malam ini
berharap domba lugu atau biribiri malu tertinggal diantara bekas ladang bisu
padahal kau tak tahu mereka pun tau dan akan sembunyi aman dari serigala nakal sepertimu..
mungkin saja,
kau akan terus berjalan dengan bekas tapak tapak binal merah
bekas tertinggal menyerupai darah disetiap jalan gundah yang kau lalui
dan pagi menjadi saksi atas sisa jeritan lolongan liar pada dinihari
dalam renai
Malang, 221109
06.33 wib