Malam Renai

Posted: 16 Desember 2010 in #30HariPuisi, 1. Sastra, 2. Puisi

malam ini renai, tambah kabut apalagi
sunyi, dihembus sepoi

siluet kuning di marka.
goyang binal lampu merkuri.
jalanan pun mati sunyi.
apalagi yang kutulis selagi renai?

sedang rinduku padamu jelita, luruh aku lupa.
mungkin terbawa alir diselokan,
dan hanyut entah ke muara yang mana.
senja tadi hujan

tadi ada yg mengambang di awal malam
entah egomu, atau hatiku
siapa yang runtuh lebih dulu
satu yang aku suka darimu, Jelita
kau mahir membuat luka
tahu tempat tepat menabur bisa

ah, jam sekian hujan keras menampar
mungkinkah ini mengubah malam
atau membuatnya kian kelam?

siluet-siluet makin tajam memendar marka jalanan
mengabur setiap bayangku tentangmu
semakin kuning, semakin hening
mungkin cerita cinta yang kau gelar di berandamu
juga dagangan rindu-rindu itu
adalah sisa dari kisah ranjang-ranjang kita

ah malam,adakah kiranya sedikit siluet terang?
semacam kunang-kunang,bukan merkuri jalanan.
semua ini tidaklah cukup dengan cahaya dari dua bintang

hujan pergi, renai luruh lagi
semakin sepi, dan aku pergi bersama sepoi

Malang: 16 Desember 2010
18.29

30 Hari Puisi – #13 Siluet

Komentar
  1. inge berkata:

    satu yang aku suka darimu, Jelita
    kau mahir membuat luka
    tahu tempat tepat menabur bisa

    aku suka iniiiiiiii >.<
    ijin copas ya Om 🙂

  2. dewi ketujuh berkata:

    sama kaya inge, aku juga suka banget bagian ituuu.

    ps: #ngikik melihat @ceritaeka salah akun :p

  3. supernopha berkata:

    samaaaaaa aku juga suka bagian yang ittuuuuu 🙂 *langsung copas

  4. haziran berkata:

    emak-emak diatas pada kompakan ya? *dikeprukteflon*

Tinggalkan komentar