Arsip untuk November, 2008

sepi..

seperti sendiri ditengah hingar

terdiam seperti karang

namun tak tegar dihantam gelombang

begitu rapuh

begitu rentan

untuk jatuh dan meratap

saat punggung-punggung langit memendar

menebar hitam akan mendung

seperti jiwa lepas

bebas

mengembara menembus batas

antara hitam dan putih

antara gelap dan terang

ditempat jauh tak tergapai

merasakan

mencumbu

kesendirian dalam gelap dan hitamku

inginku terbang

meluahkan rasa

seperti angin menaikkan awan

keatas

menghilang, lenyap dan tanpa sisa

inginku hujan

membasuh hati berjelaga

tercuci dan berpendar

bak mutiara ditangan bidadari mungil yang telah terbunuh

inginku badai

hancurkan

ratakan

menghilang dan tanpa sisa

untuk aku dan diriku

namun

masih sepi

dan sendiri dalam gelap dan hitamku

aku

enggan berdiri

tak mengulur tangan

pada hingar disekitar

pada angin berhembus

pada hujan membasuh

inginku pergi

merasakan sepi

dan sendiri dalam gelap dan hitamku

 

Lovina Beach. Sept 4th, 2006

07.42 WITA

Hilang

Posted: 27 November 2008 in z. Morning cloud: Rain

Hitam..

Kelam..

Berkabut dan sepi..

Sendiri..

Berlari..

Namun tak ingin mati..

Kemana..

Membawa..

Beban ini..

Hanya dinding..

Keras..

dan Tuli..

Ingin Pergi..

Ke batas dunia..

sendiri..

dan menyepi..

berharap semua berubah..

saat kembali..

seandainya bisa..

kembali..

 

Plank-Plunk internet & Cafe, August 30th, 2006.

PC 14, 02.36 WIB

Dalam bisu

Posted: 27 November 2008 in z. Morning cloud: Rain

waktu berjalan.. seperti langit yang tak selalu tampak biru..seperti awan yang selalu berubah.. seperti masa ini.. seperti detik ini.. dimana aku merasakan semua bergerak dan berhamburan.. hancur dan berkeping.. terserak rata dan ternoda.. seperti diriku.. yang akan hancur dan dan hilang..

sebentar lagi..

lelah akan semua jalan yang aku lalui.. lelah akan kerikil yang terus menusukku.. lelah akan batang mawar yang aku genggam..

saat dunia dan mataku menghitam, karena amarah dan airmata.. saat itu aku hilang.. menghilang dan musnah.. tanpa bekas..bersama sisa asa dan cita..

jasad dan raga masih ada, masih berjalan.. masih bergerak.. namun tak mampu berfikir dan tanpa arah.. jiwa yang pergi, jiwa yang mati.. akan sebuah perjalanan yang sangat tandus, sangat terjal, sangat cadas dan berdarah..

kemarin cahaya itu masih ada.. terus memendar dan cerah.. semakin cerah karena hati menambah pijarnya.. tapi kini meredup dan hampir mati.. bukan karena angin, bukan karena hujan.. karena cahaya itu tak lagi ingin menyinariku..

dia meredup karena ingin meredup, dia mati karena ingin mati.. dia hanya ingin aku membawanya.. dan aku tak tau kenapa aku membawanya.. sebuah kekonyolan atau kebodohan..??!! hal yang kusebut cahaya itu memaksa aku membawanya.. aku hanya kurir.. dan dia memang membantuku menerangi jalan berbatuku.. sepantasnya aku berterimakasih.. namun apa yang sudah dilakukannya setelah hampir sampai pada tempat yang ditujunya.. dimana cahaya itu mendapat keabadian disitu..

sebuah cara yang sangat pedih untuk sebuah ucapan terima kasih..

Plank-Plunk Internet & Cafe, August 22th, 2006.

PC 13th, 13.21 WIB

Sebuah perenungan

Posted: 27 November 2008 in z. Morning cloud: Rain

Perlahan.. Lembayung senja memudar menghitam disana. Perubahan masa tertatap dari tempatku duduk terbelai angin buritan. Termenungku di anjungan kapalku. Arungi samudra maya..

Dan tentang hidup dan beberapa cinta yang tak beriku waktu untuk membuang sauh, walau sejenak.

Melepas penat dan ngilu ragaku. Lelah akan kemudi untuk mencari celah ditepi gelombang. Menjaga kapalku tak karam. menetapkan akan tujuan diseberang sana yang tertutup kabut. tanpa petunjuk, hanya bintang setia temaniku. Hanya mentari petunjukku, dan hanya rembulan yang mengikutiku.

Riak kecil menampar lambung mengajakku berbelok. Mengatakan bahwa angin mulai berubah arah. bergegasku sesuaikan layar, dan memulai perenunganku selanjutnya…

 

August 2nd 2006.

03.13 WIB

2 sisi dunia

Posted: 27 November 2008 in z. Morning cloud: Rain

Terhanyut..
dalam biru tirta bergelombang.
mengapung bersandar.
pada nafas bayu yang tak tentu.
tak kunjung usai.
dalam asing dan samar.
tergolek terambing.
memandang dari dua sisi dunia.
selalu sepasang dan berpasangan.
seiring seirama.
seperti siang dan malam.
selalu ada keindahan diantaranya.
saat kabut tersibak.
kenapa ada senyum pertemuan dan tangis perpisahan?
lautan tak pernah tenang.
namun cakrawala selalu lurus tak bersudut.
lalu tentang batas impian dan harapan?
saat pungguk bernyanyi.
lalu mendung dan hujan.
kemana rembulan itu?
seperti kuncup bunga taman saat dingin menghilang.
lalu angin utara menerjangnya.
kemana bunga dan wangi musim semi?
ditempat impian dirajut dan harapan disusun.
pertanyaan dijawab.
dan pada kenyataanlah pertanyaan diajukan.
tentang jalan bercabang.
saat yang salah untuk memilih.
karena pilihan adalah pasti.
tersakiti atau menyakiti.
lalu kenapa masih ada bingung dan airmata?
dunia terlalu sederhana.
hanya dua sisi..

pandoras hill, August 3rd, 2006
17.04 wib